Sangat menarik jika sekelumit opini ini diawali dengan kalimat tanya (?). Dari pertanyaan yang paling mendasar “sesuaikah segala tentang kita dengan misi daripada HMI itu?”, namun sebelum mengetahui jawaban mengenai pertanyaan di atas, alangkah lebih baiknya jika kita rekam ulang ingatan kita mengenai misi HMI itu sendiri, yaitu:
a. Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah
b. Membina pribadi muslim yang mandiri
c. Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosisal, dan budaya
d. Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemaslahatan masa depan umat manusia
e. Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Diinul Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Memperkuat Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia
Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi, dan kepemudaan untuk menopang pembangunan nasional
Ikut terlibat aktif dalam penyelesaian persoalan social kemasyarakatan dan kebangsaan
Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan huruf4 (a) s.d (e) dan sesuai dengan azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk mencapai tujuan organisasi
Sudah kita ketahui bahwa HMI itu adalah organisasi yang berazazkan Islam, oleh karena itu, untuk melakukan pembaharuan dalam Islam, maka pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan umat Islam akan agamanya harus ditingkatkan, sehingga dapat mengetahui dan memahami ajaran Islam secara benar dan utuh. Tugas suci umat Islam adalah mengajak umat manusia kepada kebenaran Ilahi dan kewajiban umat Islam adalah menciptakan masyarakat adil makmur material dan spiritual.
Ciri utama masyarakat Indonesia adalah kemajemukan sosial budaya, kemajemukan tersebut merupakan sumber kekayaan bangsa yang tidak ternilai, tetapi keberagaman yang tidak terorganisir akan mengakibatkan perpecahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan awal saat HMI berdiri juga tidak terlepas pada gagasan dan visi perjuangan sosial budaya, yaitu:
Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia
Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam
Lahir pada masa itu, jelas menunjukkan HMI adalah anak kandung Revolusi sekaligus anak kandung umat Islam Indonesia yang resah atas gelagat sejarah. Dengan pertimbangan bahwa Islam tidak akan berkembang, bila Indonesia belum lagi merdeka, seperti diketahui rentang waktu 1945 s/d 1949, Belanda masih melakukan agresi militer, hingga mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia menjadi suatu prioritas.
Dalam perjalanannya, rumusan tujuan HMI mengalami beberapa perubahan, hasil ketetapan Kongres I HMI di Yogyakarta, 30 November 1947, yang tertuang dalam pasal 4 AD, membalik rumusan menjadi: (1). Menegakkan dan Mengembangkan Agama Islam; dan (2). Mempertinggi Derajat Rakyat dan Negara Indonesia. Setelah melalui berbagai perubahan, pada Kongres X di Palembang, dalam ketetapannya yang disahkan 10 Oktober 1947 melengkapi rumusan tujuan tersebut sambil memperbaiki redaksinya sehingga berbunyi “TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRIDHOI ALLAH SWT”.
Juga kita ketahui bahwa HMI itu merupakan organisasi mahasiswa maka sifat dan watak mahasiswa harus menjiwai dan dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai kelompok elit dalam masyarakat pada hakikatnya member arti behwa ia memikul tanggung jawab yang benar dalam melaksanakan fungsi generasinya sebagai kaum muda terdidik harus sadar akan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Karena sifat dan watak tersebut sebagai mahasiswa dan masyarakat harus berperan sebagai “kekuatan moral” atau “moralforces” yang harus diemban, yang senantiasa melaksanakan fungsi “social control”.
Untuk itulah maka kelompok mahasiswa harus merupakan kelompok yang bebas dari kepentingan apapun kecuali untuk kesejahteraan umat dan bangsa atau kepentingan kebenaran dan obyektifitas demi kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan untuk masa depan. Dalam rangka penghikmatan spesialisasi kemahasiswaan ini, maka dalam dinamikanya HMI harus menjiwai dan dijiwai oleh sikap independen.
Setelah sarjana, mahasiswa adalah unsur yang paling sadar dalam masyarakat, jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat atau yang biasa kita sebut sebagai “Agent Of Social Change.
*Penulis adalah Shidqon Zainal Akbar, kader HMI Cabang Pamekasan Komisariat IAIN Madura.