Aktivis pergerakan dan pejuang demokrasi yang tergabung dalam forum Aktivis Nasional Harda Belly minta polisi ungkap dalang demo anarkis yang mengakibatkan seoarang Satpol PP di Kabupaten Lebak meninggal dunia. Dua orang pendemo sudah ditahan oleh Polres Lebak.
Sebelumnya diberitakan, anggota Satpol PP Lebak, Yadi Suryadi, meninggal dunia akibat insiden demo anarkis terkait penolakan kepada ketua DPRD Lebak dari PDI Perjuangan.
“Jangan hanya menahan dua orang pendemo nya saja tapi segera tangkap yang menyuruh aksi ini ” kata HB dalam keterangannya, Selasa (15/10/2024).
Menurutnya, kematian Yadi Suryadi merupakan masalah kemanusiaan yang mengusik hati nurani kita sehingga perlu ada tindakan hukum yang tegas.
“Intinya ini soal kemanusian, nyawa yang dihilangkan atas insiden demo anarkis yang ternyata suruhan atau bayaran, jadi tidak ada toleransi kecuali dengan mengungkap dalangnya dan diproses hukum,” ungkapnya.
Integritas polres Lebak saat ini sedang dipertaruhkan apakah mampu mengungkap kasus ini secara terang benderang dan menangkap siapa siapa yang terlibat , saya percaya polres Lebak akan bekerja secara profesional .
Masyarakat menaruh harapan besar kepada kepolisian untuk menuntaskan kasus ini agar tidak ada lagi terjadi kejadian seperti menimpa almarhum pak Yadi .
“Sama halnya dengan kasus pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambo yang pernah menghebohkan publik, drama apapun yang dilakukan untuk menutupi kasusnya namun tetap terungkap karena menyangkut kemanusiaan yang dikawal oleh publik,” imbuhnya.
Diketahui, dari pengakuan dua orang pendemo yang ditahan Polres Lebak bahwa massa aksi mendapat bayaran Rp. 50 ribu hingga Rp. 1 juta.
HB yakin Polres Lebak akan mengungkap kasus tersebut dengan transparan hingga keluarga korban mendapat keadilan.
“Saya percaya polres Lebak akan bekerja secara terbuka tidak ada yang di tutupi kerena ini menyangkut nyawa seseorang apalagi pak Yadi ini tulang punggung keluarga, ia hanya tenaga honorer yang penghasilannya sangat minim bahkan saya mendengar ketika malam hari ia berdagang di area alun alun Rangkas Bitung untuk mencari tambahan untuk kebutuhan sehari-hari ,” terangnya.
“Ini bukan hanya soal kematian Pak Yadi namun lebih dari itu yaitu keluarga yang ditinggalkan. Mereka kehilangan orang yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga,” lanjutnya.
HB juga meminta DPRD melakukan advokasi dalam mengawal proses hukum yang dilakukan Polres Lebak sekaligus bisa memastikan ada jaminan kehidupan yang layak bagi keluarga korban serta beasiswa pendidikan bagi anaknya sampai ke perguruan tinggi .
“DPRD Lebak juga tidak boleh tinggal diam, harus mengawal proses pengungkapan yang dilakukan polisi dan pastikan keluarganya terjamin kehidupannya dan anaknya mendapatkan beasiswa setelah ditinggal pergi oleh Pak Yadi selamanya,” tandas HB.