
Visioner.id – Harga minyak meroket tajam lebih 10 persen setelah serangan pesawat tanpa awak (drone) pada fasilitas minyak Saudi Aramco Sabtu (14/8/2019). Serangan ini membuat setengah lebih dari kapasitas minyak perusahaan milik negara Saudi itu terganggu dari total produksi 9,8 juta barel per hari.
Pada pukul 0157 GMT Senin (16/9/2019), patokan minyak mentah Internasional Brent melonjak US$ 6,69 atau 11,11 persen menjadi US$ 66,91 per barel. Sementara minyak mentah berjangka patokan AS West Texas (WTI) melonjak US$ 5,41 atau 9,86 persen menjadi US$ 60,26 per barel.
Serangan drone menyerang fasilitas pengolahan minyak di Abqaiq dan ladang minyak Khurais hingga mengganggu pasokan minyak 5,7 juta barel per hari atau 50 persen dari produksi minyak Saudi Aramco. Perusahaan minyak itu dilaporkan telah memulihkan sekitar sepertiga dari produksi minyak mentahnya, atau 2 juta barel pada Senin.
“Dalam jangka pendek dampak langsung pada pasar mungkin terbatas, namun siklus makroekonomi yang bearish (melemah) akan meningkatkan risiko di pasar,” kata Kepala global analisis S&P Global Platts Chris Midgley.
Diketahui, Abqaiq adalah fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia dan pabrik stabilisasi minyak mentah dengan kapasitas pemrosesan lebih dari 7 juta barel per hari. Adapun Khurais adalah ladang minyak terbesar kedua di negara itu dengan kapasitas 1,5 juta barel per hari. Pada bulan Agustus, Arab Saudi menghasilkan 9,85 juta barel per hari.
Pemberontak Houthi Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengatakan serangan itu adalah salah satu yang terbesar ke Arab Saudi. Pemberontak Houthi berada di balik serangkaian serangan terhadap jaringan pipa, tanker, dan infrastruktur Saudi lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
AS menyalahkan Iran atas serangan drone itu. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam tweet Sabtu menyatakan bahwa Iran telah meluncurkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia.
“Jika Iran putus asa karena kehilangan pendapatan akibat terhentinya ekspor minyak mentah, serangan terhadap kapasitas Saudi tampaknya respons yang mungkin,” kata analis energi di Jefferies, Jason Gammel.
Dia mengatakan konflik ini akan berdampak lebih luas dan kemungkinan akan menaikkan harga minyak mentah sebesar US$ 5-10 barel per hari.
Serangan terbaru terjadi ketika Arab Saudi akan mendorong Saudi Aramco melakukan IPO dan perombakan besar sektor energi di negara itu. Presiden dan CEO Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan Sabtu tidak ada yang terluka dalam serangan itu. Saat ini pihaknya sedang melakukan pemulihan produksi. (CNBC/BS/*)