
Lahat – Kecelakaan maut yang terjadi di jalan lintas Desa Sirah Pulau, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat Selasa (28/2) antara pengendara motor dan truk mendapat sorotan dari tokoh muda Lahat, Mehendra Reza Wijaya.
Peristiwa tersebut menewaskan pengendara motor karena tertindas ban truk pengangkut batubara.
Menurut Hendra, peristiwa serupa sudah sering terjadi dan belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.
“Kejadian naas ini bukan hal baru, dari dulu sejak adanya perusahaan batubara. Mirisnya, Pemkab Lahat seperti tutup mata. Tak ada tindakan yang tegas,” kata Hendra, sapaan akrabnya, dalam keterangannya pada Selasa (28/2/2023).
Hendra meminta Pemkab Lahat, Pemprov Sumsel dan Kementerian ESDM untuk duduk bersama menyelesaikan masalah seringnya kecelakaan lalu lintas di jalan yang dilalui truk pengangkut batubara.
“Perusahaan yang melintasi jalan umum dan tidak memiliki jalan sendiri harus segera dicabut izinnya, lagian keberadan perusahaan tersebut tidak ada gunanya, hanya merusak lingkunga dan mengakibatkan banyak korban kecelakaan,” tegasnya.
Selain itu, Hendra menuding keberadaan perusahaan batubara di Kabupaten Lahat tidak ada gunanya karena masyarakat tetap miskin.
“Kekayaan alam Lahat ini sebenarnya dirampas oleh perusahaan-perusahaan tambang batubara, masyarakat tidak merasakan manfaatnya sama sekali. Buktinya, Lahat adalah Kabupaten termiskin di Sumsel,” jelasnya.
Karena itu, kata Hendra, pemerintah harus memberikan perhatian dan evaluasi keberadaan perusahaan tambang yang beroperasi di Lahat.
“Lucu dan tidak masuk akal, kurang lebih ada 50 perusahaan tambang batubara di Lahat tapi masyarakatnya miskin. Makanya pemerintah harus hadir, tentukan nasib masyarakat Lahat. Jangan hanya dijadikan penonton saja atas eksploitasi kekayaan alam yang dimiliki,” tutup Hendra.