
Koordinator aktivis Sumsel-Jakarta Harda Belly menyoroti tewasnya aktivis LSM antikorupsi, Yongki Ariansyah (33), yang diduga akibat pengeroyokan oleh orang tak dikenal di Balai Benih Ikan, Dinas Perikanan Ogan Ilir, Sumatera Selatan, pada Sabtu (19/10/2024). Menurutnya, tewasnya Yongki Ariansyah menjadi alarm darurat keamanan di Kab. Ogan Ilir yang harus disikapi tegas oleh aparat kepolisian.
“Kematian Yongki Ariansyah yang dikenal vokal dalam mengadvokasi masyarakat dan mengawal kasus-kasus korupsi di Kab. Ogan Ilir menandakan suatu teror yang diduga sengaja dilakukan oleh oknum pejabat yang bisa saja terganggu dan terusik,” kata HB dalam keterangannya, Kamis (24/10/2024).
“Aparat kepolisian harus segera mengungkap dengan terang benderang agar tidak terjadi lagi kasus serupa yaitu tewasnya seseorang hanya karena vokal menyuarakan kebenaran dan keadilan,” imbuhnya.
HB meminta polisi bukan hanya menangkap pelaku pengeroyokan terhadap Yongki Ariansyah namun demikian juga aktor intelektual yang ada dibalik kejadian tersebut.
“Sesuai dengan opini liar di tengah masyarakat bahwa ada aktor intelektual yang memerintahkan sejumlah orang untuk mengeroyok Yongki Ariansyah sampai tewas. Karena itu, polisi punya tanggung jawab besar untuk mengungkap itu,” tegasnya.
Bahkan HB menduga ada motif kesengajaan membunuh Yongki Ariansyah karena yang bersangkutan mungkin saja mempunyai data kasus tertentu yang berkaitan dengan aktor intelektual di belakang pelaku pengeroyokan tersebut.
“Jangan-jangan atau kemungkinan besar Yongki Ariansyah pegang kartu merahnya seseorang sehingga dikeroyok sampai tewas,” tuturnya.
Karena itu, HB meminta aparat kepolisian yang mengani kasus kematian Yongki Ariansyah melakukan investigasi dan segera ungkap ke publik secara transparan.
“Investigasi harus dilakukan oleh polisi sehingga bukan hanya menangkap pelaku namun harus diketahui motifnya sehingga terang benderang dan demi tegaknya supremasi hukum dan keadilan,” tandasnya.