
Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, mengeluarkan ancaman keras terhadap oknum pegawai dan pejabat Bulog yang terbukti terlibat dalam praktik nakal yang dapat memicu lonjakan harga pangan. Pernyataan tegas tersebut disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Senin (3/3/2025), dengan tujuan untuk menjaga kestabilan harga pangan, khususnya menjelang dan selama bulan Ramadan.
Menyikapi langkah tegas yang diambil oleh Bulog, Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, memberikan dukungannya. Romadhon menilai bahwa tindakan tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa harga pangan tetap terkendali selama bulan puasa, yang sering kali diikuti dengan lonjakan permintaan dari masyarakat.
“Saya sangat mendukung langkah yang diambil Bulog untuk memastikan bahwa tidak ada oknum yang bermain dalam pengendalian harga pangan. Ini sangat penting agar masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan harga yang tidak wajar, apalagi saat Ramadan,” ujar Romadhon dalam wawancara terpisah.
Romadhon juga mengingatkan pentingnya keterbukaan dan transparansi dalam pengelolaan distribusi pangan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang wajar. Ia menambahkan bahwa pengawasan yang ketat terhadap seluruh proses distribusi pangan menjadi hal yang tidak bisa ditawar, apalagi di tengah permintaan yang tinggi selama bulan suci ini.
Stok Beras Bulog Terjamin, Program SPHP Siap Dijalankan
Dalam rapat kerja tersebut, Novi Helmy Prasetya juga memastikan bahwa stok beras yang dimiliki Bulog dalam keadaan aman. Hingga 27 Februari 2025, stok beras Bulog mencapai 1.951.975 ton, yang terdiri dari 1.901.024 ton beras medium untuk penugasan pemerintah dan 50.951 ton beras premium komersial. Dengan stok yang cukup besar, Bulog siap untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang biasanya terjadi selama Ramadan.
Selain itu, untuk menjaga kestabilan harga, Bulog juga telah menyiapkan 150 ribu ton beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dimulai sejak 24 Februari 2025 dan berlangsung hingga 29 Maret 2025. Program ini diharapkan dapat mengatur distribusi beras di seluruh wilayah Indonesia, memastikan bahwa pasokan pangan tetap tercukupi.
Komitmen Bersama untuk Menjaga Stabilitas Pangan
Romadhon Jasn juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam menjaga stabilitas pangan. “Bukan hanya Bulog, tetapi seluruh pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta, harus bekerja sama untuk memastikan kestabilan harga pangan. Kami di Gagas Nusantara mendukung penuh langkah Bulog dan berharap pengawasan serta transparansi bisa menjadi kunci untuk menghindari manipulasi harga di pasar,” tambahnya.
Langkah Bulog dalam menghadapi tantangan stabilitas pangan selama Ramadan ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat. Dengan stok beras yang cukup dan langkah-langkah strategis yang telah disiapkan, Bulog berharap dapat memenuhi kebutuhan pangan tanpa adanya lonjakan harga yang memberatkan.
Artikel ini menggabungkan informasi terkait dengan tindakan tegas Bulog dan dukungan Romadhon Jasn, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga kestabilan harga pangan selama Ramadan.