Jakarta— Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) memberikan dukungan penuh terhadap program pemeriksaan kesehatan gratis yang akan dilaksanakan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mulai tahun 2025. Program tersebut menjadi salah satu prioritas dalam anggaran belanja negara 2025, dengan total alokasi dana mencapai Rp3,2 triliun. Langkah ini dinilai sebagai terobosan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya bagi penduduk usia lanjut dan kelompok rentan.
Ketua PP GPII, Rizal, menyambut baik kebijakan ini, mengingat akses terhadap layanan kesehatan masih menjadi tantangan besar bagi banyak masyarakat di Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. “Kami melihat ini sebagai langkah progresif yang harus diapresiasi. Pemeriksaan kesehatan gratis adalah hak dasar yang seharusnya dinikmati oleh semua warga negara, dan kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintahan Prabowo untuk memberikan perhatian pada kesehatan rakyat,” ujar Rizal, Kamis (26/9)
Program pemeriksaan kesehatan gratis tersebut direncanakan berlangsung dari 2025 hingga 2029 dengan target menjangkau 220 juta penduduk. Pada tahun pertama, program ini akan memprioritaskan warga berusia 50 tahun ke atas, dengan target 52,2 juta penduduk yang akan mendapatkan layanan medical check-up*. Pemeriksaan kesehatan ini akan mencakup deteksi dini berbagai penyakit, seperti tuberkulosis (TBC), tekanan darah tinggi, dan gula darah.
GPII juga menyoroti pentingnya program ini dalam menangani masalah tuberkulosis, mengingat Indonesia menjadi negara dengan angka prevalensi TBC tertinggi kedua di dunia. “Deteksi dini adalah kunci dalam penanganan penyakit TBC yang selama ini menjadi momok bagi kesehatan masyarakat. Dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, diharapkan jumlah penderita TBC dapat ditekan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tambah Rizal.
Selain itu, GPII mengapresiasi alokasi anggaran yang besar dalam program ini, yang mencerminkan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Anggaran Rp3,2 triliun yang disiapkan untuk program ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal, baik dalam hal pelayanan kesehatan maupun penyediaan fasilitas dan tenaga medis.
Namun, Rizal juga mengingatkan agar program pemeriksaan kesehatan ini dilaksanakan dengan pengawasan yang ketat dan transparan. “Kami berharap pemerintah dapat memastikan bahwa layanan kesehatan ini benar-benar dapat diakses oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan, tanpa terkecuali. Pengawasan yang baik harus dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan dana atau ketimpangan dalam pelaksanaannya,” tegas Rizal.
GPII juga berharap agar program ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan untuk jangka panjang. Rizal menekankan pentingnya edukasi kesehatan kepada masyarakat, agar mereka lebih peduli terhadap kesehatan dan rutin melakukan pemeriksaan. “Kesehatan adalah investasi jangka panjang. Kami berharap pemerintahan Prabowo terus memberikan perhatian lebih pada sektor kesehatan, demi tercapainya masyarakat yang sehat dan sejahtera,” tutup Rizal.