MALANG – Belum banyak masyarakat termasuk mahasiswa yang mengetahui peran-peranperempuan dalam masyarakat. Perempuan lebih terlihat pada fisiknya yang kemudian berpengaruh pada kedudukannya di tengah masyarakat, dari kedudukan tersebut terakumulasi pada status perempuan yang dalam budaya patriarki menempatkannya sebagai “makhluk manusia kedua”. Dilla sebagai salah satu kandidat Senat Fakultas FEB UMM menututurkan setiap perempuan harus mampu menjadikan dirinya sebagai pelopor perlawanan terhadap ketimpangan kasta sosial.
Lanjutnya upaya pemberdayaan perempuan adalah bagian integral dari upaya pembangunan nasional. Oleh karenanya upaya untuk memberdayakan perempuan merupakan upaya yang berkelanjutan sesuai dengan dinamika perubahan sosial budaya ataupun ekonomi yang berlangsung secara cepat dalam era global ini. Sasaran program pemberdayaan perempuan atau empowerment of women diarahkan untuk mengembangkan dan mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri perempuan yang memungkinkan untuk memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki, serta untuk memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama terhadap sumber daya pembangunan.
Dilla menambahkan dengan kondisi tersebut perempuan Indonesia akan dapat mengembangkan kapasitas dirinya untuk aktualisasi perannya sebagai mitra sejajar laki-laki dalam pembangunan keluarga dan bangsa. Oleh sebab itulah dengan kesetaraan tugas dan kewajiban yang diperankan maka dalam menghadapi tantangan global perempuan Indonesia harus memerankan peran domestik dan publik secara seimbang. Tutupnya
“Perempuan di tuntut mampu mengahadapi segala bentuk tantangan, sebab berpangku tangan bukan solusi utama, karena perempuan cerdas perempuan hebat ialah perempuan yang mandiri“. Tegas Dilla saat di wawancara di BPM siang tadi pada hari Jumat, (31/05/2019). (Adt).