Jakarta, IndonesiaVisioner- Organisasi Front Pembela Islam (FPI) menciderai berbudaya masyarakat Melayu dengan membubarkan paksa forum diksusi yang digelar oleh Batas Arus Pekanbaru, Jaringan Filsafat Islam (Jakfi) Pekanbaru dan Himpunan Mahasiswa Islam, di Pusat Kegiatan HMI di Jalan Melayu, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.
Pekanbaru selama ini dikenal sebagai kota melayu berbudaya, membuat kota ini dikenal dengan sopan santun dan keadabannya. Maka tak heran, Pekanbaru juga dikenal sebagai kota yang mengedepankan nilai-nilai plural.
Namun citra positif itu mulai tercoreng oleh sejumlah aksi massa intoleran. Mereka tak segan untuk mengancam bahkan membubarkan dengan kekerasan terhadap diskusi atau acara yang mereka anggap ‘menyimpang’ di Pekanbaru.
Acara yang ‘dilarang’ oleh massa intoleran sebenarnya memiliki kebebasan akademik. Tetapi demi menjaga keadaban dan keamanan bersama serta merasa tidak mendapat jaminan dari pihak kepolisian, para penyelenggara diskusi pun memilih mengalah.
foto : Saud Berdiri -by Jasn/Vis
Saud Marganda Tampubolon, Pengurus Besar HMI Bidang Sosial Politik dan Budaya mengatakan, Kota Pekanbaru itu sebenarnya dibangun untuk mengedepankan nilai-nilai plural dengan bersendikan agama dan budaya melayu yang santun dan ramah.
Kajian-kajian dan diskusi guna memperkaya wahana pemikiran sudah hal biasa dilakukan oleh kader HMI. “Saya sangat menyesalkan tindakan Arogansi yang dilakukan FPI Riau, Jum’at Malam 1 April 2016 terhadap penyerangan Pusgit HMI untuk menghentikan diskusi yang menurut mereka (baca: intoleran) diskusi tersebut terindikasi adanya upaya penyebaran aliran sesat,” Ungkap Saud, yang juga HMI Pekanbaru. Kepada Visioner di Jakarta, Minggu (3/4).
Saud menambahkan, di HMI apapun kita kaji dan diskusikan terkait masalah dan masa depan keumatan dan kebangsaan ini. sejauh ini bahwa kader HMI memahami Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub-kultur dan agama yang beragam. Sehingga selalu mengedepankan toleransi antar umat beragama yang seimbang mewujudkan sifat akomodatifnya yakni rahmatan lil alamin.
“Semoga kedepannya tidak ada lagi ormas ataupun kelompok yang mengatasnamakan jihad dengan dalih kebenaran hingga main hakim sendiri. Polisi harus tegas menjaga stabilitas warga dengan memberikan rasa aman dan nyaman kepada semua pihak,” tutup Saud. (Jasn/Vis)