Partai Amanat Nasional (PAN) terus mendesak perombakan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). PAN yang pernah menjadikan ketua umumnya sebagai menteri kordinator perekonomian saat pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II pada masa SBY – Boediono ini merasa sangat miris dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia satu tahun belakangan.
Sewaktu perekonomian Indonesia dipimpin Hatta Rajasa, PAN merasa pertumbuhan ekonomi sangat bagus dan bergairah, tapi tidak dengan kondisi saat ini. “Hari ini yang paling dikritisi adalah ekonomi sampai-sampai ada sebuah joke kalau dulu Presiden katakan saat kampanye akan bawa bangsa ini meroket. Tetapi sekarang ternyata yang meroket adalah harga-harga di pasar, harga BBM, harga beras, harga sembako,” sindir anggota DPR RI dari Fraksi PAN Teguh Juwarno, minggu lalu di Jakarta.
Teguh mengatakan, rakyat saat ini dalam kondisi yang sangat tertekan karena lemahnya pertumbuhan di sektor ekonomi. Ia mengakui pesimis dengan kinerja pemerintahan di bidang ekonomi dengan melihat semakin melonjaknya harga barang tanpa pengendalian.
“Jangan kemudian punya menkeu, malah inferior pada Gubernur BI mentang-mentang bekas anak buahnya. Kementerian BUMN powerful tetapi tidak memberikan manfaat besar bagi masyarakat maka masukan reshuffle akan menjadi sangat rasional saat ini,” tukas Teguh mendesak pemerintahan merombak menteri-menteri dibidang perekonomian. Teguh juga mengatakan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini tidak produktif menghasilkan pemasukan.
Teguh mendesak Jokowi membuat terobosan yang berani jika tidak ingin kondisi ekonomi yang kacau seperti ini terus berkepanjangan. “Inilah makanya di sektor ini mau tidak mau, Presiden harus buat langkah tegas, tidak perlu ditunda, ragu-ragu, segera lakukan langkah berani,” tegas wakil rakyat dari Jawa Tengah itu.
Jika memang menteri-menteri di Kabinet Kerja tidak bisa menstabilkan kondisi perekonomian dalam negeri, maka menurut Teguh memang harus dilakukan rotasi dengan cara reshuffle kabinet. Teguh mengatakan kepentingan rakyat dalam pemenuhan kebutuhan hidup harus diutamakan. Jika harga terus naik karena beragam faktor penyebabnya ini terus dibiarkan, maka kehidupan akan semakin susah.