
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sorong prodi Faperta dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bukit Zaitun berhasil memanen padi hasil demplot di Kampung Klaru, Distrik Mariat, Kabupaten Sorong.
Aktivitas ini menunjukkan contoh nyata kerja sama lintas bidang antara ilmu pertanian dan ekonomi dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan berkelanjutan di Provinsi Papua Barat Daya.
Sebagai peneliti dan pembimbing lapangan Dr. Ajang Maruapey menjelaskan bahwa kegiatan panen ini adalah hasil dari penerapan riset berbasis inovasi teknologi tepat guna seperti Metode tanam padi Jarwo (Jajar legowo) dan manajemen usaha tani yang lebih baik.
Karena itu, Ajang Maruapey mengajak mahasiswa untuk tidak berhenti di kelas saja tetapi juga belajar tentang teknik budidaya padi dan bagaimana mengelola usaha tani secara efisien dan menguntungkan.
“Jadi, panen sistim demplot di Klaru kali ini menunjukkan bahwa kerja sama antara ilmu pengetahuan dan praktik lapangan dapat menghasilkan solusi yang efektif,” kata Ajeng Maruapey. Sabtu, 18 Oktober 2025.
Alumnus Padjadjaran Bandung itu mengungkapkan, pertanian bukan hanya tentang menanam dan memanen tetapi juga mengelola bisnis yang memberikan keuntungan bagi petani dalam meningkatkan kesejahteraan.
Selaku Staf pengajar saya punya komitmen dengan teori tentang teknis budidaya, termasuk penerapan teknologi tepat guna dan peningkatan produktivitas lahan. Analisis kelayakan ekonomi, strategi pemasaran hasil panen, dan manajemen usaha tani adalah topik yang kami terapkan buat adik adik mahasiswa dari dua institusi ini membuktikan dilapangan.
Kolaborasi ini menunjukkan adanya aksi nyata dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu adalah pengabdian kepada masyarakat.
Menurut akademisi Fakultas pertanian Unamin Sorong itu, keterlibatan mahasiswa dari kedua kampus sangat penting untuk bekal kedepannya.”Karena pengalaman lapangan mengajarkan mahasiswa untuk mengelola hasil panen dan menganalisis biaya produksi yang efektif, dan efisien,” kata Ajeng.
Dia berharap, kolaborasi antara Faperta Unamin dan STIE Bukit Zaitun akan menjadi contoh kemitraan akademik yang bisa dapat diterapkan ke petani, baik petani padi maupun petani palawija lainnya.
Maruapey menjelaskan, kegiatan seperti ini dapat meningkatkan ketahanan pangan lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, mendorong lahirnya inovasi pertanian moderen dan berkelanjutan.
Salah satu perwakilan mahasiswa Faperta Unamin Barnabas Yekwam mengatakan, kegiatan lapangan seperti ini menjadi motivasi bagi dia dan teman-temannya. Mereka dapat mengetahui cara mengelola tanaman secara teknologi, mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, menanam dan panen.
“Ilmu ini akan menjadi hingga pengetahuan tersendiri untuk kami pada saat penelitian akhir untuk memperoleh gelar sarjana pertanian,” ungkap Barnabas.
Sementara itu, Lili Mahasiswa STIE Bukit Zaitun Sorong mengungkapkan, belajar dikelas tentang ekonomi pertanian saja tidak cukup, dibutuhkan juga praktek lapangan,”Karenanya, kami diajak untuk terjun kelapangan,” katanya.
Mahasiswa STIE Bukit Zaitun itu mengaku sangat senang belajar budidaya tanaman padi dan menganalisis hasil usaha tani, menghitung biaya produksi serta faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil petani.