Visioner.id – Sejumlah negara sahabat menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya mantan presiden Republik Indonesia (RI) Bacharuddin Jusuf Habibie pada usianya ke-83 tahun.Rasa kehilangan disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad yang kehilangan teman lamanya.
“Dia adalah teman baik saya, jadi saya merasa sangat sedih. Dia pasti sangat sakit. Saya belum melihatnya dalam waktu lama,” kata Mahathir kepada wartawan setelah menghadiri perayaan 35 tahun Universitas Binary di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (11/9).
Lewat akun Twitter, Mahathir menggambarkan kepergian Habibie sebagai “kehilangan besar”. Habibie, menjadi presiden Indonesia pada 1998-1999 atau selama jabatan pertama Mahathir sebagai PM.
“Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya,” ujar Mahathir.
Ucapan dukacita juga disampaikan oleh Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta lewat akun Twitter resminya. Dalam ucapan itu, Kedubes Malaysia melampirkan foto masa lalu antara Habibie dengan ekspresi wajah gembira sedang menyalam Mahathir.
“Satu kenangan manis yang tidak boleh dilupakan. Kemesraan jelas diantara Tun Mahathir dan Pak Habibie suatu ketika dahulu,” sebut pernyataan Kedubes Malaysia.
“Seorang sahabat akrab buat Malaysia. Selamat jalan Eyang Rudy. Satu kehilangan yang amat besar buat kita semua,” tambah pernyataan Kedubes Malaysia, menyebut Habibie sebagai “Eyang Rudy”.
Kontribusi Besar
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof, mengungkapkan dukacita dan kesedihan yang mendalam atas wafatnya Habibie. Dia menyebut Habibie telah berkontribsi besar kepada Indonesia juga kepada hubungan Indonesia dan Jerman.
“Terima kasih kami yang mendalam!” kata Schoof lewat akun Twitter-nya..
Kedutaan Besar Jerman di Jakarta juga mempublikasikan dua pesan terkait wafatnya Habibie di akun Twitter “Kedubes Jerman”. Salah satunya melampirkan tulisan dari media Jerman, DW Indonesia, yang berisi orbituari Habibie berjudul “Mengenang Habibie: Helmut Schmidt Guru Intelektual Saya”.
“Ketika Helmut Schmidt meninggal dunia akhir 2015, Habibie dalam ucapan belasungkawanya mengatakan, tanpa persahabatannya dengan tokoh Jerman itu, mungkin tidak ada demokrasi model barat di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar dunia,” ujar
Habibie memang dikenal dekat dengan para pemimpin Jerman, termasuk mantan kanselir Helmut Schmidt dan penggantinya Helmut Kohl. Dikutip dari DW Indonesia, Habibie menyebut Helmut Schmidt sebagai bapak intelektualnya. (SP/BS/*)