
Jakarta, (VISIONER )– Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) memberikan apresiasi terhadap langkah positif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengajak band Sukatani untuk berkolaborasi sebagai duta Polri. Langkah ini menunjukkan bahwa Polri terbuka terhadap kritik dan siap menjadikannya sebagai bahan evaluasi dan perbaikan diri.
Romadhon Jasn, Ketua JAN, menyatakan bahwa inisiatif Kapolri untuk mengajak band punk rock asal Purbalingga, Sukatani, menjadi bagian dari perubahan di tubuh Polri adalah langkah bijak yang mencerminkan keterbukaan dan komitmen untuk memperbaiki citra kepolisian. Menurutnya, kolaborasi ini bisa menjadi contoh nyata bahwa Polri tidak hanya menerima kritik tetapi juga ingin melibatkan pihak luar yang memiliki suara independen dalam membantu proses reformasi.
Kami sangat mendukung langkah Kapolri untuk melibatkan masyarakat dalam proses evaluasi dan reformasi kepolisian. Band Sukatani, yang telah memberikan kritik melalui karya seni, kini diajak untuk berperan aktif dalam memperbaiki Polri. Ini adalah bentuk keterbukaan dan komitmen Polri untuk menerima masukan dari berbagai pihak, termasuk yang datang dari kalangan seni dan budaya, ujar Romadhon, Minggu (23/2).
JAN juga menilai bahwa kritik dari band Sukatani, yang dituangkan dalam lagu Bayar Bayar Bayar, meskipun kontroversial, harus dilihat sebagai ekspresi publik yang sah yang berfungsi sebagai alat evaluasi. Keterbukaan Kapolri dalam menerima masukan tersebut menjadi langkah yang patut dihargai, apalagi setelah penarikan lagu tersebut, Kapolri malah mengajak band tersebut untuk berkolaborasi dalam upaya perbaikan Polri.
Polri sudah menunjukkan sikap yang patut diapresiasi dalam menghadapi kritik, baik itu melalui musik, seni, maupun bentuk lainnya. Dengan menerima Sukatani sebagai bagian dari evaluasi, Kapolri menunjukkan bahwa kritik itu penting untuk kemajuan. Ini akan memperkuat citra Polri sebagai lembaga yang berkomitmen untuk terus berkembang dan semakin dekat dengan masyarakat, tambahnya.
Sikap Polri yang terbuka terhadap kritik dan masukan, baik dari band Sukatani maupun masyarakat umum, menunjukkan bahwa Polri ingin terus beradaptasi dan memperbaiki diri. JAN berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi institusi lainnya dalam menanggapi kritik secara konstruktif dan bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat untuk mewujudkan keamanan yang lebih baik.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa kritik terhadap Polri bukanlah sesuatu yang harus ditanggapi secara defensif, melainkan sebagai bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi Polri. Dengan menerima kritik, Polri dapat lebih berbenah dan bertransformasi menjadi organisasi yang lebih profesional dan modern.
Romadhon berharap kolaborasi dengan band Sukatani bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkontribusi pada reformasi Polri. Melalui pendekatan yang lebih inklusif, Polri dapat meningkatkan kepercayaan publik dan memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat, sekaligus memperkuat akuntabilitas di seluruh jajaran Polri.
Langkah ini dari Kapolri menunjukkan bahwa kritik dan masukan dari masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik dalam tubuh Polri.