
Jakarta,- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menegaskan perannya sebagai tulang punggung distribusi gas bumi nasional. Dengan mengelola sekitar 95 persen infrastruktur hilir dan melayani lebih dari 830.000 pelanggan, PGN kini membentang jaringan yang menjangkau sektor industri, komersial, hingga rumah tangga.
PGN menerapkan strategi GAS (Grow–Adapt–Step Out) untuk memperluas jaringan pipa dan meningkatkan efisiensi pengiriman. Dua proyek prioritas—pipa Dumai–Sei Mangkei dan Cirebon–Semarang II—sedang digarap untuk menghubungkan pulau-pulau utama di Indonesia.
“Ekspansi pipa ini bukan sekadar menyalurkan gas, tapi menjahit ruang ekonomi Nusantara,” kata Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, Jumat (18/7/2025).
Di samping jaringan pipa, PGN juga merevitalisasi Terminal LNG Arun, termasuk unit Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dan tangki penyimpanan. Langkah ini bertujuan menjaga pasokan tetap andal meski terjadi fluktuasi pasar global.
Lebih jauh, PGN mengembangkan model beyond pipeline mengirim LNG dan CNG via armada truk ke wilayah non-jaringan. Solusi ini menjangkau UMKM serta rumah tangga di lokasi terpencil yang belum tersentuh pipa utama.
Dalam APBN 2025, PGN mengalokasikan US$ 338 juta (sekitar Rp 5 triliun) untuk belanja modal. Sebanyak 67 persen di antaranya difokuskan pada pengembangan sektor hilir, dengan target menambah 100.000 sambungan rumah tangga melalui program Jargas 2025.
Menanggapi komitmen besar ini, Romadhon Jasn menambahkan, “Dukungan fiskal dan tata kelola transparan adalah kunci agar ekspansi infrastruktur benar-benar berdampak pada kesejahteraan rakyat. Kolaborasi PGN dengan pemerintah dan masyarakat lokal harus terus diperkuat.”
PGN juga menggandeng Kementerian ESDM, SKK Migas, dan BPH Migas untuk memastikan alokasi gas domestik tepat guna. Kontrak pasokan jangka panjang dengan Inpex Masela dan Mubadala turut menjaga stabilitas harga, sehingga energi tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Dengan rangkaian langkah strategis ini, PGN semakin kokoh menjahit Nusantara dengan pipa gas. Saat jaringan energi menyentuh setiap sudut negeri, keadilan dan ketahanan energi tidak lagi sekadar jargon melainkan fondasi nyata pembangunan nasional.